5 research outputs found

    Menggagas Dakwah Penyelamatan Lingkungan

    Full text link
    Environment has important role for supporting human activity. Basically, Environment gives resources which ishelpful for human activity to increase prosperity by exploring natural resources. As far as now, environmental qualitydegradation occurs in many countries in the world especially in Indonesia. Indonesia, one of the greatest forest areas andthe richest natural resources has been occurring environment degradation caused by irresponsible activity of many people.In several regions in Indonesia, people have to be ready for coming of natural disaster such as flood in rainy season anddrought in wet season, caused by degradation of environmental quality. Illegal logging, unsolvable rubbish management,and global warming are our problem today because we aren't still fully aware about environment quality surrounding us.However, our religion has been teaching us about awareness in environment such us for keeping cleanness, not wasting ofrubbish arbitrarily, and conserve endangered animals and plants. How to improve our environment? Let's go to campaignfor saving our environmen

    Regional Inequality Based on Infrastructure Indicators Using Principal Component Analysis (PCA)

    Get PDF
    This research aimed to identify the development gap among 27 sub-districts in Banyumas Regency based on infrastructure indicators using Principal Component Analysis (PCA). The infrastructure indicators used were the quality of road, lighting, transportation, market, bridges and schools. The data were collected by observation in 27 sub-districts of Banyumas Regency. From the analysis result with PCA, it can be determined that based on infrastructure indicators, the sub-districts in Banyumas Regency were divided into 4 clusters, namely: Cluster I with 1 sub-district; Cluster II with 3 sub-districts; Cluster III with 3 sub-districts, and the remainining 20 sub-districts were in Cluster IV

    Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Pada System Olfaktori Elektronik Larik Sensor Gas Untuk Deteksi Jenis Bahan Herbal

    Full text link
    Penggunaan sistem jaringan syaraf tiruan propagasi Balik untuk mengenali pola keluaran larik sensor gas dalam sistem olfaktori elektronik atau electronic nose (yang selanjutnya disebut enose) telah terapkan terhadap empat macam sampel bahan herbal. Keempat bahan herbal tersebut meliputi: jahe (zingiber officinale), kencur (Kaempferia galanga) , kunyit (curcuma domestica val) dan lengkuas (languas galanga). Enose yang digunakan terdiri atas empat sensor gas berbahan logam oksida seri TGS 822, TGS 825, TGS 826, dan TGS 880. Sepertidalam sistem olfaktori pada manusia (hidung) maka untuk dapat mengidentifikasi pola berdasarkan aroma khas yang ada pada setiap sampel bahan herbal, enose harus melalui serangkaian proses pelatihan dan pengujian dengan model tertentu, salah satunya dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST). Sebelum diproses lebih lanjut, sinyal keluaran (berupa tegangan) dari masing-masing sensor yang membentuk suatu pola perlu diekstraksi untuk memperoleh karakteristik ciri masing-masing sampel sekaligus mereduksi himpunan datanya.Penelitian ini menerapkan dekomposisi wavelet daubechies 4 tingkat 8, sehingga sinyal asli keluaran yang membentuk sinyal kontinyu tak periodik dengan himpunan data sangat besar berbentuk matriks 400×4 tereduksi menjadi himpunan data yang tersusun atas matriks berukuran 16×4. Dalam hal ini, setiap sensor diwakili dengan himpunan data berdimensi 16 yang merupakan nilai koefisien aproksimasi cA8, dan himpunan data koefisien detail cD8. Matriks berukuran 16×4 inilah yang merupakan hasil ekstraksi ciri masing-masing sinyal keluaran sistem larik empat sensor sekaligus menjadi input data pada sistem jaringan syaraf tiruan. Selanjutnya dengan melakukan serangkaian pelatihan dan pengujian empat jenis bahan herbal, sistem jaringan syaraf tiruan propagasi Balik mampu untuk mengenali jenis bahan herbal dengan ketelitian mencapai 93 %
    corecore